Rabu, 15 Februari 2012

Puncak Tremulus (misi penghapusan dosa)

Senin, 06-02-12
Pada hari itu aku mempersiapkan diri untuk muncak ke tremulus dengan teman-temanku. Dengan tujuan untuk “penghapusan dosa”. Aku memasukkan kebutuhan muncakku yang ada di rumah ke dalam ranselku sambil mencatat hal apa saja yang harus dibeli. Setelah itu aku menghubungi beberapa angkatan 23 bermaksud untuk meminjam bendera paresmapa dan tenda yang kecil.


Saat waktu pulang sekolah aku menuju ke basecamp untuk mencari bendera dan tenda. Didepan sekolahan aku bertemu dengan salah seorang angkatan 23. Lalu aku ajak dia ke basecamp, karena dia yang membawa kunci. Disana aku tidak menemukan 2 benda yang aku ingin pinjam. Lalu aku menuju ke rumah yang dipercaya sebagai sie logistik. Disana aku menunggu kedatangannya karena dia belum sampai rumah. Sesampainya dia dirumah, aku tanya dimana 2 benda tersebut. Dan dia bilang kalau 2 benda tersebut ada di basecamp. Aku bilang kepadanya kalau benda tersebut tidak ada di basecamp. Lalu kembalilah aku ke basecamp dan bertemu dengan beberapa pengurus. Aku mulai mencarinya kembali untuk meyakinkan diriku bahwa memang tidak ada. Setelah mencari, aku cuma menemukan 1 benda yang ingin kupinjam yaitu tenda. Tetapi tenda tersebut tidak ada kerangkanya. Aku lalu bertanya, “kemana ya kerangkanya?”. Lalu salah seorang bilang, “kemarin tendanya habis dipinjam sama mas Jojok.” Lalu aku menghubungi dan dia bilang kalo ada dibasecamp. Disela-sela perbincangan tentang tenda dia bilang kalau mau ikutan muncak. Setelah telpon kututup aku mencarinya lagi dan tetap tidak ada. Lalu aku coba untuk menghubunginya lagi tetapi suara ditelpon lagi rame banget. Terus telponku ditutup, mungkin mas Jojok lagi sibuk. 

Sekitar jam 18.00 aku dan temanku pergi ke rumah om Sus untuk meminjam misting. Setelah itu kami pergi  ke a**amart untuk membeli beberapa kebutuhan yang masih kurang.

Selasa, 07-02-12
Pagi hari sekitar jam 08.00 aku menghubungi salah satu pengurus buat kembali mencari dimanakah bendera dan kerangka tenda kecil. Dan kami membuat janji untuk bertemu dibasecamp jam 15.30. Dan aku membuat perjanjian dengan Enggar, Jamal, dan Jalal untuk berangkat dari pati jam 16.00. Hari sudah siang aku dihubungi Enggar untuk memastikan lagi berangkat jam berapa. Aku membalasnya dengan “tunggu info dari mas jojok, kalau dia tidak ikut tunggu komando dari saya.” Lalu aku menyuruh Enggar untuk menghubungi mas Jojok karena dia bilang kalau mau ikut. Dan lama kemudian Enggar membalas kalau mas Jojok tidak jadi ikut. Waktu itu Jalal juga ada dirumahku. Kemudian aku diajak buat belanja buat keperluan nanti. Setelah membeli beberapa logistik aku dan Jalal pergi ke rumah Jamal. Sesampai disana kami membicarakan bagaimana persiapannya. Tidak lama kemudian Enggar sms kalo dia udah sampai dirumahku. Akupun pulang untuk menemui Enggar. Lalu dia menitipkan tas untuk membeli beberapa perlengkapan.

Jam menunjukkan pukul 15.30. Akupun langsung menuju ke basecamp. Dan disana aku mendapatkan bendera. Dan kerangka tenda kecil tetap belum ketemu. Aku berpikir kalau tanpa tendapun kami masih dapat tidur karena setiap dari kami memiliki sleeping bag. Lalu aku pulang dan bersama Enggar menuju kerumah Jamal. Sesampai disana kami memeriksa barang bawaan kami. Kemudian aku mendapat pesan / mandat dari om Sus untuk menyampaikan salam kepada “penjaga kuil tremulus”.

Jam 16.30 kami berangkat. Walaupun molor dari janji yang kami tentukan sendiri, setengah jam adalah kemoloran waktu yang masih bisa diterima(niru om Sus). Perjalanan menuju ke gunungsari kami nikmat. Sepanjang perjalanan aku meminta info dimana kami bisa menyampaikan pesan tersebut.  Sesampainya ditikungan yang biasanya digunakan untuk bernarsis ria, kami berhenti sebentar. Disana kami beristirahat dan berfoto-foto ria.
foto sama kucing tuh. :D
mejeng dulu di tikungan. :P
Nggaya dulu sebelum beraksi. :D
Setelah puas kami melanjutkan perjalanan. Sesampainya dirumah yang biasanya kami menitipkan motor kami beristirahat dan membeli bakso kojek.

Jam 18.15 kami mulai  berangkat untuk muncak.
Saat mau berangkat muncak
Disepanjang perjalanan kami mengingat  kejadian apa saja yang terjadi saat kami menjadi peserta diklat 1. Tidak terasa jam menunjukkan angka 19.10, kami telah sampai diujung hutan pinus atau lebih tepatnya tempat dimana kami membuat bivak saat kami menjadi peserta diklat 1. Disitu kami istirahat, kami isi dengan sendau gurau, main poker sambil menikmati jajanan yang kami bawa dan mensruput kopi panas.
Sampai pinusan istirahat sambil makan kuaci.
Pukul 21.00 kami melanjutkan perjalanan kami. Sesaat kemudian om Sus mengirimi mandat lagi besok saat pulang disuruh membawa kacamatanya yang tertinggal dirumah tempat kami menitipkan motor. Kami lalu berjalan dengan santai tidak terburu-buru. Beruntung malam saat kami muncak terjadi bulan purnama sehingga jalanan tidak begitu gelap dan agak menguntungkan bagi kami karena diantara kami ada seseorang yang tidak membawa senter (tolong dimanapun anda berada saat kegiatan malam seperti muncak atau ngecamp dimanapun, jangan sampai tidak membawa senter. Karena ini akan menyusahkan diri anda sendiri dan menyusahkan teman anda).

Sesampai di wilayah hutan heterogen kami sempat kebingungan karena banyak pohon yang tumbang dan menutupi jalan-jalan (disaat muncak diusahakan untuk membawa sarung tangan dan parang/bendo. Sarung tangan penting untuk melindungi tangan dari pohon berduri disisi kanan dan kiri jalan, dan melindungi saat kita membersihkan jalan yang terdapat batang pohon berduri yang berserakan dijalan. Parang/bendo digunakan untuk membersihkan jalan yang tertutup karena ada pohon tumbang dan untuk memotong ranting pohon yang menghalangi jalan). Kamipun sempat tersesat karena banyak pohon tumbang yang membuat kami menjadi ragu-ragu memilih jalur tersebut. Saat diperjalanan aku melihat HP dan ada sinyal. Kembali aku menghubungi om Sus untuk meminta info yang lebih lengkap tentang penjaga kuil. Saat kami mengetahui hal ini agak janggal kami memutuskan untuk tidak mengambil resiko dan menyampaikan salamnya besok saat turun.

Rabu, 08-02-12
Jam 01.30 akhirnya kami sampai di puncak. Disini kami menggelar ponco dan matras kami dibawah gubuk yang berukuran kira-kira 3mx2m. Kemudian kami masak karena perut kami sudah lapar. Maklum dari bawah belum makan apa-apa, cuma makan cemilan. Lalu jam 02.30 kami tidur, seperti biasa selalu ada guyonan untuk penghantar tidur.
Pagi jam 07.00 kami bangun. Setelah itu kami masak untuk sarapan pagi. Sarapan kali ini adalah sarapan yang paling heboh. Logistik makanan yang paling enak yang pernah kami santap saat kami muncak. 
Ini dia logistiknya...
Temanku Jalal sedang masak roti bakar. Koki kepercayaan angkatanku. :D
Enggar dan Jamal membuat makanan pokok saat muncak yaitu mie.

Sambil menunggu sarapan jadi, aku dan Jamal menuju ke sebuah bangunan yang diminta om Sus untuk difoto bagian bawah atapnya. 
Berjuang untuk motret bagian bawah atap.
Ini penampakan yang ada dibawah atab sebuah bangunan. Katanya om Sus ini salah satu dari jenis Lingga-Yoni

Saat sarapannya matang kami santap masakan tersebut. Hmmmm... enyak nan... setelah selesai makan kami menuju ke tempat yang terdapat tulisan KKN UNNES (sekarang sudah tidak ada). Lalu kami bernarsis ria sampai puas karena kami membawa 3 kamera. 
Jamaludin Rohman

Saya (Bagas Abima Adi)

Foto bareng-bareng nich...

M. Jalaluddin Sofan Fitri

Enggar Nur Sasongko

Foto bareng-bareng lagi...

Setelah puas kami kembali ke gubuk. Disana kami kembali berfoto-foto.
Jam menunjukkan pukul 09.00, kami lalu memulai penuntasan “misi utama/tujuan” kami. Setelah “misi utama” kami selesai, kami langsung packing. Tepat jam 10.00 kami mulai perjalanan turun kami. Diperjalanan kami juga berfoto-foto. 
Diperjalanan banyak pohon tumbang.

Perjalanan turun dari puncak

Masih rimbun dengan tanaman.

Harus nunduk dulu gara-gara ada pohon tumbang.

Perjalanan yang masih lebat dengan tanaman.

Ada kabut yang mengiringi jalan kami. Menambah kenikmatan tersendiri.

Pohon tumbang lagi.

Saat sampai pertigaan yang dimaksud oleh komandan tertinggi, kami berhenti dan berdoa supaya tidak ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Kamipun melangkah pelan-pelan, setelah 100 langkah kami berhenti. Dan kami tidak melihat apa yang dimaksud oleh komandan tertinggi. Jamal dan Jalal memutuskan untuk menunggu, aku dan Enggar kembali berjalan kalau-kalau hal yang dimaksud ada ditempat lain. Dan tetap kami berdua tidak menemukan. Kami malah bertemu dengan 3 orang penduduk lokal. Karena tidak menemukan apapun kami kembali. Tetapi dalam hati aku berkata “kepada yang dimaksud oleh lik Sus, dapat salam dari lik Sus”. Sesampai dipertigaan kami berhenti sejenak. Dan aku berteriak “Woy... buat yang dimaksud lik Sus, dapat salam dari lik Sus”. Tiba-tiba terdengar suara petir menyambar. Entah kenapa tiba-tiba keluar suara petir di hari yang cerah, kami tidak mengerti. Sesampai di hutan pinus kami kembali beristirahat. Disitu kami menemukan sumber air dari sambungan pralon. 
Ini dia bukti masih ada sumber air di daerah pinusan.

Kami juga kembali berfoto-foto ala pendekar. 
Nggak ikut taekwondo, silat, atau semacamnya sudah pintar bela diri. walaupun cuma gaya doang.

jangan ditiru oleh anak dibawah 15 tahun.
Setelah puas kami kembali melanjutkan perjalanan. Sampai di penitipan motor kami istirahat sejenak dan tidak lupa menanyakan kacamata om Sus yang tertinggal.
Jam 14.30 kami pulang menuju kota pati.

Dengan ini saya menyatakan kalo dosa yang diperbuat teman kami atau lebih tepatnya dosa angkatan kami sudah kami hapus.

NB :
1.     1. Buat pengurus yang mau aku ajak buat muter-muter terima kasih sudah mau saya repotin.
2.     2. Buat mas jojok maaf kalo kemarin nggangu.

kalau mau lihat foto yang full version bisa di klik link dibawah ini :
foto muncak tremulus full version 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar